Twitter

Saturday, June 30, 2012

Mengurai rasa

Seorang pria tengah terjaga di kesunyian malam dalam sebuah ruang gelap di kediamannya..
Ia terduduk diam dan mulai memejamkan matanya..
Membiarkan semua hal merasuk paksa kedalam otak dan pikirannya selayaknya derai hujan bertubi-tubi yang tak mau berhenti..
Tentang masa lalunya, tentang cita-citanya, tentang masalahnya, tentang hatinya, tentang pekerjaannya, tentang rencananya, tentang hidupnya..
Seperti tak ada yang mau mengalah untuk mengitari kepalanya dengan cepat dan berulang..
Tidak mudah menjadi dirinya, banyak tanya yang ia sendiri tidak pernah bisa menemukan jawabannya..
Terkadang hidup menjadi semakin berat untuknya..
Ketika ia harus belajar merelakan orang yang dicintainya dipanggil yang maha kuasa..
Ketika ia mulai menyusun kembali hatinya namun dikhianati dan dihempaskan begitu saja..
Ketika ia mencintai seseorang yang telah memiliki kekasih dan ia terpaksa harus melupakannya, namun disaat ia telah belajar membuka hatinya untuk yang lain, wanita yang ia cintai itu berpisah dengan kekasihnya dan membuat hatinya dilema namun tak berdaya..
Ketika ia bersikeras mengikuti keinginan orangtuanya untuk membahagiakan mereka walau dengan melakukan hal-hal yang ia tidak suka..
Ketika ia memperjuangkan keinginan dan cita-citanya namun tidak ada satu orang pun yang berada disisinya atau dibelakangnya..
Ketika ia menjadi yang diharuskan untuk menjadi dewasa dan bijaksana demi menghadapi permasalahan adik-adiknya..
Ketika hal-hal berakhir tidak sesuai dengan rencana dan perkiraannya..
Ketika ia bertarung dengan keyakinannya..
Banyak hal yang tidak terungkap darinya dan menjadikan ia pria yang sulit untuk dideskripsikan oleh kata-kata..
Banyak yang mengatakan bahwa ia hebat, namun tidak jarang dirinya ingin menyerah dan mengatakan bahwa ia juga lemah..
Ia masih belum mau membuka matanya..
Masih menikmati keheningan malam yang menjadi musik pengiring semua ledakan di otak dan hatinya..
Masih pria yang sama dan ia terus menjalaninya..