Mengurai Hampa

Dalam setiap hembusan nyawa, hampa ada
Hampa takkan berisi kata, namun membawa makna
Jangan kau sangkal, hampa pasti ada
Hampa adalah bagian dari manusia
Hampa mungkin memberimu duka
Hampa kemudian membalikkan masa
Namun hampa juga mampu menawarkan cerita,
Bagaikan hampa yang tersimpan dibalik gelak tawa
Atau hampa tentang rinduku padanya
Hampa pula yang menjadikanmu tahu bahagia
Dan tentunya, mengenalkanmu pada cinta

Karena hampa, kau dewasa
Sebab hampa yang membentuk bijaksana
Layaknya hampa yang meneguhkanku tetap bersamanya
Jadi jangan tertunduk malu akan hampa
Karena hampa pasti ada
Ada dalam setiap relung jiwa, berpijak pada degub detak dan jejak
Tumbuh pada ruang hati mengisi rongga-rongga

Maka hadapi saja hampa
Kemudian nikmati datangnya
Sepertiku bersahabat dengan hampa ketika kupilih pulang dengan melangkah
Lepaskan hampa yang mengajarkanmu hal-hal luar biasa
Yakin saja,
Hampa memang memiliki waktunya

Aku dan waktu

Hanya waktu yang kini dibenakku

Waktu yang membelenggu

Waktu yang telah berlalu

Waktu yang mengalahkanku

Waktu yang menjadi sesalku

Waktu yang mengajariku

Waktu yang menenggelamkanku

Waktu yang meragu

Waktu yang menjadi misteriMU

Waktuku denganmu

Dan dayaku takkan pernah mampu untuk menandingimu, wahai waktu..

Kemampuanku

Disini ku berdiri, di sebuah sisi sudut pandang,
memandangimu dengan penuh kekaguman...
Takkan kubiarkan kau menoleh kearahku, karena percayalah, aku takkan mampu...

Hatiku bersuara, wahai keindahan disana,
berdirilah, tunjukkan cahayamu..
Berlarilah, kejar angan dan cita-citamu..
Jangan lelah dan menyerah hingga bahagia kau raih.. Hingga hakmu nyata kau genggam..
Sepertiku takkan pernah lelah untuk tersenyum mengagumimu, takkan menyerah membantumu...
Seperti seseorang yang mengobati luka seekor merpati kemudian membantunya terbang lagi tanpa mengharap dia kembali dan tersenyum memandang sang merpati terbang tinggi..

Jika kau terluka, maka kembalilah dan akan kuobati lagi lalu menerbangkanmu lagi dan terus begitu hingga dunia menghilang dari hidupku..
Meski aku takkan mengharap engkau terluka, namun aku siap menerbangkanmu kembali..

Memang bahagiaku akan membuatku merindukanmu..
Tentang tatapan melalui mata indahmu sang jendela hati, tentang hidung dan bibirmu, tentang kasih sayang dalam perhatianmu, tentang sentuhan ajaib kedua jemari tanganmu, tentang senyuman bidadari itu...

Namun sekali lagi, jangan mengkhawatirkanku, jangan menoleh kearahku..
Karena aku masih tak mampu..
Biarkan aku melakukan kemampuanku, bahagia atas senyumanmu..

Jelanglah hidup yang kau inginkan..

Pejamkan matamu dan rasakan indah dunia menjelma..
Dengarkan angin berbisik menyelimuti kulitmu dengan penuh rasa cintaku..
Birunya langit dan bergulirnya hari akan menjadi saksi ketulusanku..

Dan masih dalam pejammu,
Aku berbisik... Teruslah menari dan nikmati hidupmu, karena bagi seseorang, kau adalah dunianya dan alasan setiap senyum juga tangisnya...
Ya, itu aku.. Dan aku menyayangimu.. Dengan sangat...

Kemudian saat kau membuka mata dan mencari sumber hangat genggaman dan bisikan tadi, kau sadar aku jauh di dalam persembunyianku..
Lalu kau tersenyum, karena kau tau aku mampu...

Muluk

Jika malaikat itu ada dan memantau setiap gerak gerik manusia untuk mencatat dan melaporkan kepada yang maha kuasa, maka ingin kutitipkan salam kepadamu yang jauh disana..

Apabila dapat diberikan sebuah kekuatan yang hanya dapat sekali dipakai maka ingin ku gantikan tempatmu disana, karena begitu banyak yang mencintaimu disini dan mungkin keberadaanmu jauh lebih berarti daripadaku..

Bila saja kesempatan memang ada dua, maka akan kutebus kesalahan dan keraguanku di kesempatan pertama untuk memilikimu dan membuktikan padamu nyatanya cintaku..

Seandainya kau tau dan mengerti tentang perasaan ini dan besarnya kehilanganku hingga tak dapat lagi aku mencintai seseorang seperti aku mencintaimu dahulu..

Apakah hati hanya sanggup jatuh sekali untuk mencinta? Lalu bagaimana dengan yang mencintaiku? Jika adil itu ada, maka apakah adil itu? Kemudian pada akhirnya, kesalahan dipertanyakan dimana letaknya dan siapapun tak akan ada yg sanggup atau berani menjawabnya..

Kenapa? Bukankah itu privilage hati? Kita takkan pernah tau..

Dari Sekedar Aku (Lirik)

Kau datang, penuh cinta

Memberiku bahagia
Mengisi ruang dihatiku

Tapi tak bisa
Ku membalasnya
Ataupun menjaganya

(Reff)

Kutlah, memilih dia
Bukan karena salahmu
Hanya karena hatiku
Kamu, dan cinta putih itu
Serta kasih baikmu
Lebih pantas dapatkan
Yang lebih baik
Dari sekedar AKU

Setiap tentangmu

Setiap tentangmu, aku selalu termangu..
Butuh beberapa saat untuk menggerakkan seluruh bagian tubuhku dari lamunan tentangmu dan mengembalikanku ke kenyataan dimana sudah tidak ada lagi kamu..

Seperti saat ini..
Suatu pagi dimana aku terbangun dengan basah di pipi seolah menjelaskan tentang mimpi yang baru saja menghampiri dan menyisakan sesal karena terbangun sendiri tanpamu disisi..

Jika ada yang dapat mengabulkan, sesungguhnya yang kubutuhkan hanyalah waktu..
Waktu yang terlewati, waktu yang kusesali, waktu yang tak mungkin terganti, waktu yang menghilangkanmu dan membuatku sendiri..

Pernah ada yang bertanya tentang kabarku saat ini.. tentang yang sedang kujalani.. tentang masa depan yang akan kuhadapi..
Pertanyaan yang tidak dapat kujawab dengan jujur dan tidak mampu kuhindari..

Pertanyaan yang sama yang akan kujawab dengan mudah beberapa tahun yang lalu sebelum semuanya berubah..

Ya, inilah aku..

Aku dibalik ceriaku..

Beginilah hatiku..

Selalu menyisakan sendu, setiap tentangmu..

Masih Namamu (Lirik)

La..ma..

Kita tak berjumpa

Kita tak bicara

Bertatap muka..

Ki..ni..

Kau telah dengannya

Akupun dengan dia

Kisah berbeda..

(Reff)

Seandainya..

Dapat kuputar waktu, kan kuubah jalanku

Seharusnya..

Aku menunggumu, tak membuka hatiku..

Meski kau pergi tinggalkanku

Karena hati, paling sulit ingkari

Hingga saat ini, namamu dihatiku..

Perasaan (apa?)

Perasaan..
Hal paling kompleks di dunia!
Ya, gue rasa kalian juga setuju..
Kadang gue berfikir, no! sering gue berfikir,
Gimana ya caranya nerjemahin semua rasa ini dalam kata?
Beberapa kali eksperimen selalu gagal!
Kalaupun berhasil, mungkin enggak akan cukup dalam satu lembar dan butuh berhari-hari untuk baca dan memahaminya..
Setelah itu, entah apa akan menjadi lebih baik, atau malah semakin kompleks..
Karena kata pasti punya makna dan harus bisa dipertanggungjawabkan..
Dan yang pasti, enggak semua orang akan bisa ngerti..
Walaupun sebenernya kita enggak butuh semua orang ngerti, karena hanya satu orang yang akan sangat cukup dan bermakna..
Ya, dia saja!
Kemudian muncul lagi tanya, mudahkah untuknya mengerti?
Menyakitkankah baginya?
Adakah lega tetap hadir meski dia terluka?
Atau malah perasaan lainnya? Kemudian terhenti disitu.
Terurungkan kembali niat itu.
Lalu kembali hanya menyisakan perasaan yang menggema..
Setidaknya, biarkan sebuah senyuman lepas, dan lupakan air mata dibalik tirai..
Karena hidup terus berjalan, dan kita tidak mungkin tertinggal atau tak mengikutinya..
Hanya terseret hingga kembali siap berjalan atau berlari..
Jadi, gimana perasaan lo sekarang?
Perasaan? Perasaan apa? Haha..

Hampir gila!

Ketika hasrat bermusikmu tiba,
Namun tak mampu kau memainkannya..
Karena takut setiap nada yang tersirat adalah tentangnya..

Ketika hasrat menulismu tiba,
Namun tak kuasa kau menyentuh pena..
Karena takut setiap kisah yang tersurat adalah tentangnya..

Ketika hasrat fotografimu tiba,
Namun kau hanya sanggup menatap kamera..
Karena takut tidak ada yang melebihi keindahannya..

Ketika kau ingin terus melangkah dengan yang berbeda,
Namun masa depan membuatmu tak berdaya..
Karena takut yang ada di benakmu hanya dia..

Ketika kau ingin memejamkan mata,
Namun kau terus berusaha untuk terjaga..
Karena takut yang ada di mimpimu hanya dia..

Ketika itu, kau akan tahu rasanya..
Hampir gila!

Ah!

Butiran kaca,

Tetesan mutiara,

Puingan rasa,

Aaaarrgghh apalah itu namanya..

Air mata..

Ya, itu saja!