Twitter

Monday, September 29, 2014

Kemampuanku

Disini ku berdiri, di sebuah sisi sudut pandang,
memandangimu dengan penuh kekaguman...
Takkan kubiarkan kau menoleh kearahku, karena percayalah, aku takkan mampu...

Hatiku bersuara, wahai keindahan disana,
berdirilah, tunjukkan cahayamu..
Berlarilah, kejar angan dan cita-citamu..
Jangan lelah dan menyerah hingga bahagia kau raih.. Hingga hakmu nyata kau genggam..
Sepertiku takkan pernah lelah untuk tersenyum mengagumimu, takkan menyerah membantumu...
Seperti seseorang yang mengobati luka seekor merpati kemudian membantunya terbang lagi tanpa mengharap dia kembali dan tersenyum memandang sang merpati terbang tinggi..
Jika kau terluka, maka kembalilah dan akan kuobati lagi lalu menerbangkanmu lagi dan terus begitu hingga dunia menghilang dari hidupku..
Meski aku takkan mengharap engkau terluka, namun aku siap menerbangkanmu kembali..

Memang bahagiaku akan membuatku merindukanmu..
Tentang tatapan melalui mata indahmu sang jendela hati, tentang hidung dan bibirmu, tentang kasih sayang dalam perhatianmu, tentang sentuhan ajaib kedua jemari tanganmu, tentang senyuman bidadari itu...
Namun sekali lagi, jangan mengkhawatirkanku, jangan menoleh kearahku..
Karena aku masih tak mampu..
Biarkan aku melakukan kemampuanku, bahagia atas senyumanmu..

Jelanglah hidup yang kau inginkan..
Pejamkan matamu dan rasakan indah dunia menjelma..
Dengarkan angin berbisik menyelimuti kulitmu dengan penuh rasa cintaku..
Birunya langit dan bergulirnya hari akan menjadi saksi ketulusanku..

Dan masih dalam pejammu,
Aku berbisik... Teruslah menari dan nikmati hidupmu, karena bagi seseorang, kau adalah dunianya dan alasan setiap senyum juga tangisnya...
Ya, itu aku.. Dan aku menyayangimu.. Dengan sangat...
Kemudian saat kau membuka mata dan mencari sumber hangat genggaman dan bisikan tadi, kau sadar aku jauh di dalam persembunyianku..
Lalu kau tersenyum, karena kau tau aku mampu...

Wednesday, September 17, 2014

Muluk

Jika malaikat itu ada dan memantau setiap gerak gerik manusia untuk mencatat dan melaporkan kepada yang maha kuasa, maka ingin kutitipkan salam kepadamu yang jauh disana..

Apabila dapat diberikan sebuah kekuatan yang hanya dapat sekali dipakai maka ingin ku gantikan tempatmu disana, karena begitu banyak yang mencintaimu disini dan mungkin keberadaanmu jauh lebih berarti daripadaku..

Bila saja kesempatan memang ada dua, maka akan kutebus kesalahan dan keraguanku di kesempatan pertama untuk memilikimu dan membuktikan padamu nyatanya cintaku..

Seandainya kau tau dan mengerti tentang perasaan ini dan besarnya kehilanganku hingga tak dapat lagi aku mencintai seseorang seperti aku mencintaimu dahulu..

Apakah hati hanya sanggup jatuh sekali untuk mencinta? Lalu bagaimana dengan yang mencintaiku? Jika adil itu ada, maka apakah adil itu? Kemudian pada akhirnya, kesalahan dipertanyakan dimana letaknya dan siapapun tak akan ada yg sanggup atau berani menjawabnya..

Kenapa? Bukankah itu privilage hati? Kita takkan pernah tau..